Thursday, January 26, 2006

Punya Anak Dalam Jarak Yang Berdekatan....Sulitkah ?

Saya bergabung dalam milis konsultasi anak di konsultasi-anak@yahoogroups.com. Ini forum tanya jawab tentang kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Kemudian ada salah satu anggota yang bertanya tentang bagaimanakah dampaknya jika punya anak dengan jarak yang berdekatan. Wah...aku jadi tertarik untuk ikut berdiskusi, cause aku salah satu pelakunya ..he..he..
Selengkapnya saya sajikan dalam tulisan berikut ini, mungkin bermanfaat bagi yang lainnya.
Dimulai dengan pertanyaannya :
----- Original Message -----
From: Mr. J
To: bundaalizza
Sent: Tuesday, January 24, 2006 2:47 PM
Subject: mohon sharing
Dear Ibu,Maaf saya langsung kirim ke imail Ibu,saya cuma mau tanya Bu,saya tertarik dengan informasi dari Ibu (dari milist konsultasi anak) bahwa ketiga anak Ibu masih balita semua, berarti kelahirannya relatif sangat berdekatan.Begini Bu, istri saya umurnya 30 tahun, anak pertama saya umurnya baru 5 bulan dengan proses melahirkan secara Caesar ( sekarang kondisi istri dan anak saya sehat), dikarenakan usia istri saya, kami ingin punya anak lagi ( istri saya hamil lagi ) setelah anak kami berumur sekitar satu tahun. Jika Ibu berkenan sharing, apa saja efek negatif dari keinginan kami ini, baik dari sisi kesehatan sang Ibu (soalnya ada yang bilang harus nunggu minimal 3 tahun dulu) maupun dari psikologi anak pertama yang nantinya perhatian ke dia akan berkurang ( soalnya ada yang bilang kasihan nanti anak pertama akan merasa kurang kasih sayang dan minta perhatian lebih den gan kenakalannya ) Demikian mohon sharing saya, terima kasih banyak ya Bu
---------------------------
So, saya kutipkan salah jawabanku utk pertanyaan tsb, mungkin bermanfaat juga untuk yang lainnya.
Husna Maulida wrote

Salam kenal Pak .....

sebetulnya tidak ada yang sulit jika kita membuatnya menjadi mudah, dan menjalaninya dengan bahagia.
Anak saya yang pertama dan kedua berjarak 2 tahun 3 bulan. Ini memang sudah kami (saya dan suami) rencanakan. Pertimbangannya, supaya si kakak ada teman main dan bisa belajar berbagi. Anak saya yang kedua dan ketiga hanya berjarak 16 bulan, kalau yang ini Rejeki nomplok dari Tuhan. Ketiganya terlahir normal.
Secara medis, saya tidak tahu persis efek negatifnya karena saya bukan dokter. Namun saya rasa, dengan berkembangnya teknologi kedokteran, hal ini bukanlah sesuatu yagn mustahil (di milis pernah ada yang cerita ttg hal ini). Kuncinya, rajin kontrol ke dokter selama kehamilan, dan sebaiknya, karena pernah punya riwayat caesar, sebaiknya sejak awal kehamilan kontrol rutinnya ke dokter yang dulu menangani persalinan anak pertama. Sehingga dokternya tahu persis historinya.
Dampak negatif pada psikologis anak, sebetulnya tidak terlalu dipengaruhi oleh jarak kelahiran, bahkan jika jarak kelahiran terlalu jauh, justru kecemburuan si kakak menjadi lebih besar, karena dia terlalu lama menjadi "raja kecil" di rumah.
Secara psikologis, jika kita antisipasi sejak awal, dampak negatif pada psikologis si kakak bisa kita minimalisir.
1 -
Dimulai dari hal-hal yang sederhana yang mampu dicerna oleh akal anak (perlu diingat anak baru sampai pada tahap pola pikir logis, dan akan sulit untuk memahami hal-hal yang bersifat abstrak, Misalnya : untuk melarang dia naik ke pagar, anak akan memahami jika kita katakan bahwa jika naik pagar nanti bisa jatuh, jika jatuh, nanti luka dan kalau luka maka sakit. Namun akan sulit dipahami, jika kita katakan, jangan naik ke pagar, berbahaya ; berbahaya adalah sesuatu yang cukup abstrak bagi anak).
2 - Pada tahap awal kehamilan, sampaikan kepada kakak bahwa di dalam perut mama ada adek. Sampaikan hal-hal yang menyenangkan tentang adek kepada si kakak, seperti misalnya adek nanti kalau sudah besar bisa jadi teman bermain, dll. Ciptakan nuansa kebangg aan menjadi seorang kakak. Ajarkan anak untuk menyayangi adeknya dengan mengelus perut mama atau mencium perut mama. Ajarkan juga untuk mengajak bercerita dengan adek di perut mama,
- Bertahap pula, ajarkan si kakak untuk mandiri. Anak usia 1 tahun relatif sudah bisa kita ajak bicara dan bernegosiasi. Sampai dengan menjelang kehamilan, sampaikan juga bahwa sebentar lagi adek akan keluar, jadi mama harus ke rumah sakit dulu, kakak di rumah bersama ayah atau nenek (atau siapa yang akan menemaninya di kala mamanya menjalani persalinan), bersih-bersih rumah untuk menyambut adek.
- Selalu berikan penghargaan berupa pujian jika ia mau melakukan yang kita harapkan. Bangun sikap diri positif dalam diri si kakak dengan menghindarkan mencapnya dengan kalimat-kalimat negatif (seperti mengatakan dia nakal, cengeng dan sejenisnya)
- Pada saat adek s udah di rumah, tetap berikan perhatian pada si kakak. Bangun suasana yang membuat dia percaya bahwa papa dan mamanya tetap menyayanginya. Pada fase ini kadang anak suka berulah, seperti rewel, menangis tanpa jelas apa yang dimau, ataupun melakukan hal-hal yang membahayakan adek bayinya. Peran penting orang tua di saat ini untuk bersabar menghadapi ulahnya. Hadapi dengan kasih sayang, jangan dengan perilaku menghukum ,apalagi berbuat kasar, seperti mencubit, menjewer telinga dan sejenisnya. Memang butuh kesabaran ekstra ya Pak.
- Seiring dengan bertambahnya usia, berikan kasih sayang yang adil terhadap keduanya. Tidak selalu harus membela si adek hanya karena adek lebih kecil. Cermati permasalahan diantara mereka dengan baik, sebelum memutuskan siapa yang bersalah. Ada saatnya juga, jika memang adek yang salah, sampaikan kepada adek bahwa adek salah. Kemudian , ketika terjadi perselisihan, sebaiknya kita pisahkan meraka, tanpa harus menudi ng siapa yang salah dan siapa yang benar. Jika suasana sudah reda, barulah kita tanyakan (dalam bahasa anak tentunya) bagaimana masalahnya, dan bantu mereka menyelesaikan permasalahan itu. Namun ada kalanya kita tidak perlu mengungkit permasalahan jika hanya akan membuat mereka berselisih lagi. jadi mamang sebagai ortu kita harus jeli-jeli dan kreatif menghadapi mereka.
- Membiasakan anak meminta maaf jika melakukan kesalahan, tentunya dengan teladan kita sebagai ortunya. Kita tidak perlu segan minta maaf pada anak jika memang kita salah.
- Saya punya resep mendamaikan anak saya yang pertama dan kedua jika mereka berantem. Pisahkan keduanya, kemudian ketahui dengan cermat siapa yang salah, dan minta pihak yang salah untuk meminta maaf dan saling berpelukan, jika perlu saya atau ayahnya juga ikut berpelukan bersama mereka. Biasanya kalau sudah demikian, sesaat kemudian mereka sudah bermain bersama lagi.
- Kuncinya memang kesabaran ekstra dan energi ekstra untuk membagi perhatian sebaik-baiknya.
So...jangan ragu untuk punya anak lagi.
Demikian, semoga bermanfaat dan Mohon maaf jika ceritanya jadi panjaaaaaaaang...........sekali.


salam hangat,

husna



"hidup ini indah, maka syukurilah"

Tuesday, January 24, 2006

Loncat-Loncat (Karya fotografer cilikku)


ini ekspresi anak-anakku kalau sedang gembira. Kalau udah begini, mereka narsis abis deh....kayak uminya. Dengan antusias mereka akan berebut untuk diabadikan gambarnya dan bergantian menjadi fotografer-fotografer cilik. Dan...inilah hasil jepretan mereka yang sangat alamiah.....

"hidup ini indah, maka syukurilah"

Monday, January 23, 2006

Gadisku Pulang ke Rumah

Jumat malam, telepon di rumah berdering. Ternyata dari kakakku. Di seberang sana, kakakku mulai cerita kalau sore tadi gadis kecilku menangis karena tidak mau ditinggal pergi kakakku. Padahal Sabtu paginya kakakku harus pergi ke untuk rapat keluar kota dan menginap !!! Dan tidak mungkin dong mengajak gadis kecilku menginap di acara tersebut. So..solusi satu-satunya adalah membawa dia pulang ke rumah...Finally....
Akhirnya setelah gagal membujuknya pulang seharian, ternyata malah kejadian sore itu membuat gadisku mau pulang. Meskipun dalam hati, kakakku masih was-was...
Sabtu pagi, jam 05.00, perjalanan dimulai. Semuanya berjalan lancar. Sampai kemudian bis yang ditumpangi kakakku, adikku dan gadis kecilku sampai di kotaku. Dan...betul saja saudara-saudara...ketika harus turun dari bis, gadisku tidak juga mau turun. Bayangkan..dia malah minta kembali ke kota tempat budenya tinggal. Duh Gusti...gimana ini....
Beruntung dengan bujuk rayu budenya akhirnya dia mau turun juga. Dan dengan manisnya menuju ke arahku yang menjemputnya di terminal. "Akhirnya kau pulang juga Gadisku". Selamat datang Gadisku. Betapa Umi merindukanmu....



"hidup ini indah, maka syukurilah"

Friday, January 20, 2006

Pagi Ini Indah....Dimulai Dengan Dorong Motor

Pagi ini indah.....demikian terucap kala mentari menyeruak di jendela rumah...
Cuaca cerah sedikit berawan. Dan aku pun mulai bersiap-siap meninggalkan istana kecilku menuju tempatku bekerja. Semuanya berjalan lancar meskipun aku harus pergi sementara Afifah-ku yang kedua belum juga mau bangun.
Segala sesuatu harus kita syukuri....Bersyukur pada Allah swt, pagi ini aku masih diberi kesehatan untuk berangkat ke tempat kerja.
Setelah sejenak bercanda dengan si bungsu, aku mulai melaju bersama motor kesayanganku (lha adanya cuma itu ya jadi kesayangan tho...)
Sambil bersenandung, kunikmati perjalanan pagi ini, sampai kemudian tiba-tiba di dekat masjid di perempatan setelah Stasiun Tawang terdengar bunyi ...klothak..klothak...klothak..
Dan kemudian motorku pun berhenti dengan sendirinya tanpa bisa kucegah....
Kulongok ke bawah....wheladhalah...ternyata rantai motorku lepas. Ups...tenang saudara-saudara...semalam kejadian demikian sudah berhasil kulewati dengan mulus. So..don't be panic. Segera kutepikan motorku dan kucoba untuk memasang kembali rantai yang lepas itu. Tapi kok..nggak bisa-bisa juga. Tampaknya ada sesuatu yang mengganjal di bagian dalam. Duh...gimana ini...pagi-pagi begini mana ada bengkel yang buka...Nha...itu ada tukang roti, pasti dia hapal daerah sini. Katanya "ada mba, tapi bengkel tambal ban, coba aja siapa tahu bisa". Oke lah, nggak apa-apa di coba. Kirain dekat...ternyata ....lumayan juga ndorong motor sekitar 300-an meter lah. Yah..daripada nggak ada sama sekali...Syukurilah neng....
Sampai di bengkel, ternyata abang bengkelnya canggih juga kok. Selang 30 menit kemudian urusan kelar, malah disediakan air dan sabun utk cuci tangan juga (lha tanganku asli belepotan oli gara-gara nyoba betulin tuh rantai).
Perjalanan pun kembali kulanjutkan...dan sampai di tempatku kerja dengan selamat meskipun telat. Alhamdulillah. Bersyukur ketika tiba-tiba motorku berhenti di tengah jalan, dari arah belakang tidak ada kendaraan lain yang nyelonong....Bersyukur ada tukang roti yang mau ngasih tahu lokasi bengkel terdekat...Bersyukur masih bisa diperbaiki cuma dengan ongkos Rp. 4.000 perak...Bayangkan..bahkan untuk sekali makan di warung penyet semalam, aku dah habis lebih dari segitu...
(Sayangnya aku nggak sempat bikin gambar pemandangan ketika aku tengah mengutak atik motor ya..)
"hidup ini indah, maka syukurilah"

Thursday, January 19, 2006

Ghayda, Sabarlah Anakku


Hari ini anakku yang ketiga, Ghayda, kembali menjalani terapi. Seperti biasanya dia berangkat bersama Mba Nurma, pengasuhnya, diantar sang ayah. Hari ini jadwal Abi nya mengantar. kami memang mengatur jadwal mengantar di hari kerja antara saya dan suami masing-masing satu kali dalam seminggu. Sampai saat ini terapi sudah dijalaninya selama sekitar 2 bulan. Tidak terbayangkan betapa tidak menyenangkannya proses ini untuknya. Tiap kali terapi, dijalaninya sambil menangis. Bahkan ketika baru saja menjejakkan kaki di ruang terapi dan bertemu dengan Terapisnya, tangisnya sudah langsung meledak.
Yah...tapi ini semua demi kebaikannya. Agar dia bisa mengejar ketertinggalannya dari anak seusianya.
Sabar ya Nak....
Berdoalah pada Allah Swt agar usaha kita diridhoi dan membawa hasil yang maksimal.



"hidup ini indah, maka syukurilah"

Ifa ku...Umi Kangen




Selamat Sore...
Hari ini hari ketiga Gadis kecilku, Afifah pertama, biasa ku panggil Ifa , berlibur ke tempat budenya. Duh...rumah jadi sepi deh...
Adeknya..dek Afra jadi nggak ada teman main.
Mulanya...hari minggu aku ajak dia ke rumah neneknya, ada acara nikahan kerabat di sana. Waktu mau pulang, sepupu-sepupunya minta ikut. Eh...besoknya ketika sepupu-sepupunya pulang, dia minta ikut. Dia bilang aku mau ke tempat bude sepuluh hari ya Mi. Aku iyakan aja...Ku pikir berapa lama sih dia bisa tahan di sana, wong kalau tidur tidak pernah bisa lepas dariku. Eh ternyata dia betah dan nggak mau pulang....katanya mau sepuluh hari di tempat bude...
Duh anakku...betapa umi merindukanmu...

My First Blog



Alhamdulillah, bisa juga akhirnya posting blog di blogspot. Udah lama banget pengin bikin tapi gak sempat-sempat. Maklum lah....wanita karir dengan tiga balita .. :) (ups...lagunya...)Mulai terpikir untuk mulai bikin tulisan semenjak memori di kepala sudah tidka cukup lagi untuk menampung semua catatan perkembangan masing-masing anak plus segala tingkah polahnya yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Belum lagi sebagian memori sudah tersedot untuk urusan kantor.... (I'm sorry babies....). So...I hope...this blog will be my family's diary...Ok...cium sayang untuk tiga bidadariku....