Sunday, February 03, 2008

Hari-hari Terakhir Bapak di Rumah

Kamis, 16 Januari 2008
Pagi-pagi di kantor, tiba-tiba pengen banget telepon Bapak. Telpon ke HPnya, langsung bapak sendiri yang terima. Tanya-tanya kabar di rumah, katanya semua baik-baik saja. Lalu cerita tentang anak-anak, tentang Alizza. Setelah itu cerita tentang seleksi penghargaan umroh dari perusahaan yang diikuti Abi. Trus minta didoakan supaya berhasil.

Jumat, 17 Januari 2008
Ada SMS dari Mba Nung, kakak Umi yang nomer tiga, nanyain kapan mau nengok Bapak. What!!! Bapak sakit ??? Sudah sejak Rabu, bapak nggak berangkat kantor. Masya Allah...hampir nggak percaya, lha kemarin waktu Umi telpon katanya nggak apa-apa. Duh...kok ya Umi bisa nggak tahu...

Sabtu, 18 Januari 2008
Karena Abi ada kerjaan, rencana nengok Bapak ditunda besok pagi. Yo wis lah...meskipun berat hati, Umi nurut juga. Habis mau gimana ? Kalau Umi berangkat sendiri tanpa suami, biasanya Bapak juga nggak terlalu berkenan. So...telpon lagi..tanya-tanya gimana kondisinya.
Yang dirasakan Bapak, perutnya perih dan mual. Setiap masuk makanan, pasti muntah. Udah dipanggilkan dokter, katanya mag. Sudah dikasih obat. Tapi keluhannya masih berlum berkurang. Bapak jadi nggak mau makan. Padahal biasanya dalam kondisi sesakit apapun, Bapak pasti mau makan, meskipun sedikit. Prinsip beliau, penyakit itu harus dilawan dengan kondisi tubuh yang bagus, caranya ya harus mau makan.
Umi diskusi panjang sama mba Nung, tentang kemungkinan untuk dibawa ke RS saja, kalau sampai besok kondisinya tidak membaik

Minggu, 19 Januari 2008
Jam 8 pagi, berangkat ke rumah Bapak. Pasukan lengkap dibawa semua. umi , Abi, trio Afifah, dan duo asisten. Sekitar 2 jam perjalanan, kami sampai di sana. Ketemu Bapak sedang tiduran di kamar. Duh...tampak lemes banget. Jadi nggak tega...
Tapi Bapak masih berusaha untuk bangun dan duduk di kursi tamu, sambil nemenin cucu-cunya main-main di ruang tamu. Seperti biasa, kalau kami kumpul, Bapak pasti jadi semangat. Wajahnya juga tampak sumringah. Tapi perkara makanan, tetap saja belum bisa masuk juga. Meskipun begitu, Bapak masih semangat ngajak ngobrol macam-macam.
Kami nggak nginap. Sore itu juga langsung kembali ke rumah.

Senin, 20 Januari 2008
Seperti biasa, Umi berangkat ke kantor. Anak-anak masih libur semester. Baru senin depannya mereka masuk sekolah. Sebelum ke kantor Umi mampir ke Klinik kantor dulu, badan rasanya nggak enak, kayak mau flu. Eh..beneran, ternyata ada sedikit peradangan di tenggorokan. Pantes aja, badan kok agak meriang. Dokter ngasih saran untuk istirahat di rumah. Dari Klinik dibekalin obat dan surat ijin sakit untuk 2 hari. Niatnya ke kantor sebentar, beresin kerjaan dan delegasi ke teman yang lain selama Umi istirahat di rumah. Eh..sampai kantor Pak Bos malah ngajak rapat. Kirain sebentar, tahunya sampai sore. Padahal kepala udah berat, badan juga udah nggak karuan rasanya. Udah gitu kepikiran kondisi Bapak.
Finally, sore jam 5 pulang ke rumah, istirahat. Telpon ke Mba Nung, tanya kondisi terakhir. Tidak lebih baik. Sudah tes lab, hasil lab malah menunjukkan gejala tipus. Waduh....kok jadi gini ya..Kemarin udah agak curiga sih, soalnya, waktu sore-sore mau pulang, badan bapak kok agak panas. Perasaan jadi nggak enak banget. Ya udah..minta ijin ke Abi, besok mau berangkat sendiri nengok Bapak. Naik kereta aja, biar cepet.



No comments: